0
By: Anak Angin


Dinamika kemahasiswaan tidak terlepas dari dunia organisasi. Menyebut kata organisasi mungkin yang terlintas dalam benak kita adalah sebuah wadah di mana kita dapat mendapatkan pengalaman, teman dan ilmu pengetahuan. Lantas pertanyaannya mengapa masih banyak orang yang enggan untuk aktif dalam berorganisasi?
Untuk merespon realitas tersebut ada beberapa pertanyaan kritis yang patut kita tujukan pada orang-orang yang enggan berorganisasi atau kepada kita semua yang sudah berani berdialektika dalam organisasi. Pertanyaannya cukup sederhana: mengapa harus berorganiasi? dan apa yang didapatkan dari organisasi?


Manusia adalah makhluk yang berorganisasi
Fitroh manusia tercipta dalam dua dimensi sebagai Kholifatul Ardhi. Pertama, sebagai makhluk individual. Kedua, sebagai manusia sosial, meminjam bahasa Plato, Zon politikun. Bicara dalam dimensi mahasiswa, maka kuliah merupakan implementasi dari ruang individu. Sedangkan berorganisasi legetimasi status mahasiswa sebagai makhluk sosial. Ruang bermasyarakat mahasiswa adalah organiasi karena organisasi adalah miniatur dari masyarakat. Dari ilustrasi tersebut dapat kita pahami bahwa oragnisasi dalam konteks akademik merupakan realitas kedua (the second reality) setelah pendidikan formal. Dengan demikian saya memaknai organisasi sebagai simulasi kehidupan bermasyarakat..
Organisasi merupakan alat yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat kita. Sebenarnya organisasi menciptakan juga lingkungan tempat kehidupan kita dan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku. Berdasarkan realita tersebut, maka ada beberapa hal yang mengharuskan kita untuk berorganisasi:


1. Organisasi merupakan salah satu tempat kaderisasi terbaikSejarah telah membuktikan berapa banyak peradaban yang pernah ada di dunia ini hancur diakibatkan tidak adanya kaderisasi untuk generasi selanjutnya. Kaderisasi bisa diibaratkan sebagi jantungnya sebuah organisasi, tanpa adanya kaderisasi rasanya sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Hal ini karena kaderisasilah yang menciptakan bibit-bibit baru yang nantinya akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dan perjuangan organisasi.
Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”
Pelaku kaderisasi merupakan individu-individu yang telah memiliki kapasitas yang mantap untuk mengkader para anggotanya dan memahami alur kaderisasi dalam organisasi tersebut.  Sementara sasaran kaderisasi merupakan individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi penerus visi dan misi organisasi.
2. Dengan berorganisasi kita belajar metode problem solving. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadaah dimana orang – orang berkumpul . ada beberapa pernyataan yang cocok satu sama lain dan ada juga yang berbeda . Dalam suatu organisasi banyak terjadi konflik dan permasalahan yang tidak menutup kemungkinan membuat organisasi itu kacau bahkan bubar . Konflik dan masalah sering datang dari individu yang berada di dalam organisasi itu . Namun sebenarnya masalah atau konflik itu masih bisa di atasi apabila di dalam organisasi itu solid antara pemimpin dengan anggotanya tersebut.
Konflik yang terjadi dalam organisasi menuntut kita untuk dapat bertindak secara kreatif, solutif, tepat   sasaran, praktis serta menghasilkan kesimpulan yang benar dan realistis dan membuat keputusan yang tepat waktu.
3. Guna menjawab "apakah pemimpin dilahirkan atau dibuat ?  

        .أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه . البخارى ومسلم

“Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan diminta pertanggung jawabannya tentang kepimimpinannya” (Muttafaq Alaihi)
Ada pemimpin yang seolah-olah semenjak dilahirkannya ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin, ia mempunyai pembawaan untuk bergaul dengan orang dan juga memiliki sifat-sifat lainnya yang diperlukan untuk seorang pemimpin yang baik, akan tetapi kecakapan dari kebanyakan kita untuk menjadi pemimpin tidaklah merupakan pembawaan sejak lahir, melainkan harus diperoleh dengan pengalaman dan latihan. Hampir setiap orang yang berpengalaman, yang mempelajari dasar' dasar yang dibutuhkan untuk menjabat kedudukan sebagai pemimpin dan menambahkannya dengan pikiran yang sehat, tidak akan mempunyai banyak kesukaran dalam menjalankan peranan selaku pemimpin.
4. Di organisasi, kita diajarkan "Bagaimana menyederhanakan cara-cara kerja". Tiap pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun selalu ada cara yang terbaik untuk melakukannya. "Terbaik" berarti cara bagaimana cepatnya, cara bagaimana mudahnya, cara bagaimana murahnya, cara bagaimana amannya dan cara bagaimana enaknya pekerjaan itu dapat dilakukan.

5. Di organisasi kita juga diajarkan untuk mematuhi aturan-aturan tertentu karena sifat kerja sama dalam organisasi lebih bercorak “kerja sama asosiatif” dan bukannya kerja sama yang komunal atau kerja bersama-sama seperti dalam keluarga, oleh karena itu organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu, dengan demikian seseorang yang mempunyai hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

 
Top